Kutasari – Perajin
sapu di Purbalingga,
Jawa Tengah (Jateng) mengalihkan tujuan ekspornya ke Korea Selatan dan
Taiwan. Hal ini dilakukan karena Jepang menghentikan sementara pembelian
sapu menyusul gempa-gempa dan tsunami yang melanda negeri tersebut.
Perajin sapu di Desa
Munjul, Kecamatan Kutasari, Supardi, Rabu (23/3) mengungkapkan
pascabencana gempa dan tsunami, Jepang memang menghentikan pemesanan
sapu berbahan baku glagah. “Karena itu kami mulai mengalihkan pasar
ekspor yakni ke Taiwan dan Korea Selatan. Saat ini, kami sudah ada
pesanan ke Taiwan sebanyak 10 ribu sapu,” ujar Supardi.
Menurutnya, meski pasar Jepang terhenti, tetapi ternyata
masih ada negara lain yang meminta pasokan. Selain Taiwan, kata
Supardi, pihaknya juga akan mengekspor ke Korea Selatan. “Kami sengaja
untuk menggenjot pasar lain supaya ekspor tetap sama seperti sebelum
Jepang dilanda bencana. Harga ekspor ke Taiwan sama dengan ke Jepang
yakni berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp35 ribu per batangnya,”
jelasnya.
Meski demikian, ia mengakui kalau
penutupan pasar Jepang tetap berpengaruh terhadap omzet penjualan sapu.
Bahkan, katanya, sampai sekarang Supardi masih menyimpan 30 ribu sapu
yang sebetulnya bisa diekspor ke Jepang.
Sumber : Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar